Filosofi Lilin

Posted: September 20, 2010 in note'Q

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Ada cerita tentang lilin…

Ada empat buah lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh, suasana begitu sunyi sehingga terdengar percakapan mereka.
yang pertama berkata:
“AKU ADALAH DAMAI, namun manusia tidak bisa menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku sendiri saja!!”
Demikianlah hingga sedikit demi sedikit sang lilin padam,…
yang kedua berkata:
“AKU ADALAH IMAN, sayang, aku tidak berguna lagi. Manusia tidak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesei bicara tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran lilin ketiga berkata:
“AKU ADALAH CINTA.
Tak mampu lagi aku tuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna. Mereka saling membenci, bahkan membenci orang yang mencintainya, membenci keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama sang lilin kemudian padam.
tanpa terduga,..
Seorang anak masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan ia kemudian berkata :
“Ekh,,apa yang terjadi?! Kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan.”
Lalu ia menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu lilin keempat berkata:
“Jangan takut, jangan menangis, selama aku ada dan menyala, kita dapat menyalakan ketiga liiln lainnya. AKULAH HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil lilin harapan, lalu mulai menyalakan ketiga lilin lainnya.
APA YANG TIDAK AKAN PERNAH MATI HANYALAH HARAPAN YANG ADA DALAM HATI KITA….
DAN MASING-MASING KITA SEMOGA DAPAT MENJADI ALAT, SEPERTI SANG ANAK TERSEBUT, YANG DALAM SITUASI APAPUN DAPAT MENGHIDUPKAN KEMBALI IMAN, DAMAI, DAN CINTA,…DENGAN HARAPANnya….

Dan inilah filosofi lilin…

masih ingin kah kamu menjadi lilin?
lilin yang memberikan cahaya………….
lilin yang menghangatkan……….
lilin yang berarti
namun membakar dirinya sendiri
sebuah filosofi sederhana yang mungkin tanpa disadari tlah menjadi bagian dr hidup kita.
menjadi lilin berarti harus memilih
terbakar dan memberikan cahaya tetapi hancur
atau menjauh dr api yg membakar namun tak berarti
lilin berarti sebuah pengorbanan.
pengorbanan yang harus dibayar mahal.
adakah pilihan menjadi lilin yang berarti tanpa harus hancur?

ada dua hal yang kita bisa ambil dari lilin itu sendiri.

yang pertama, lilin punya nyala api yang kecil,, tapi berguna di saat gelap melanda.

Orang kecil, bukan berarti tak bisa apa -apa. Sekalipun kecil harus bisa berbuat dan berkorban banyak. seperti lilin yang berusaha menerangkan ruangan yang cukupbesar. Jadikan kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat tak hanya sekedar ada atau bahkan sampai tidak diinginkan ada di tengah-tengah mereka. tapi, jadikan kehadiran kita dirindukan banyak orang karena kita bisa menjadi berkat buat mereka.

yang kedua, lilin yang dibakar, akan menyala, tapi lama-lama akan habis.

dari hal yang satu ini, Lilin melelehkan dirinya untuk orang lain hingga batangnya tak tersisa untuk menerangi dalam kegelapan. Berkorban demi orang lain secara total, sampai batas akhir kemampuan kita. jika kita bisa, saat menolong, membantu, melayani orang lain harus dengan sepenuh hati, tanpa mengharap imbalan apapun, dan rela berkorban. memang susah, tapi kita bisa belajar sedikit demi sedikit… tetapi hati – hati lilin bisa membuat kebakaran besar jika ditempatkan ditempat yang berkayu. Maka kitapun harus bisa menepatkan diri, karena jika tidak akan terjadi bahaya yang besar.

JANGAN PERNAH MAU JADI LILIN

Kalau kita memahami kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara benar dan baik, pasti kita tidak mau menjalani kehidupan ini dengan filosofi lilin. Lilin memang sangat bermanfaat untuk menghadirkan keadaan terang bagi orang yang mengalami kegelapan. Kondisi sekarang, semakin seringnya byar-pet listrik PLN fungsi lilin memang makin terasa. Lilin juga bisa menjadi sumber api bagi yang membutuhkan. Lilin juga memberikan aneka inspirasi dengan sinar-sinar mungilnya. Jadi, lilin secara filosofis menunjukkan keadaan orang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.Namun kita juga faham, lilin setelah bermanfaat bagi yang lain, dia akan hancur, luluh lantak, dan kemanfaatannya nyaris selesai. Bahkan, sinar terangnya, keindahannya, sumber energinya tidak memberikan kekuatan yang berlanjut bagi dirinya sendiri. Apa artinya itu?
Lilin sepertinya mengajarkan kita untuk memposisikan diri kita supaya bermanfaat bagi orang lain tapi dengan cara merusak diri sendiri. Ingat juga, kisah dari Inggris bagaimana Robinhood merampok orang-orang kaya untuk dibagikan hasilnya kepada orang-orang miskin. Tujuannya memang baik, tapi caranya salah, dengan merusak, melanggar hukum, dan tentu berakibat buruk secara sistem. Oleh sebab itu bagi saya, tujuan dan cara harus merupakan satu kesatuan utuh dan total, sama-sama harus baik, benar dan legal. Masak, harus merusak diri sendiri untuk membantu orang lain? Mestinya membantu orang lain, dan membantu diri sendiri, dalam kebaikan dan kebenaran, nggak boleh dipisahkan, alias nggak boleh dabaikan. Masak mau memberi sumbangan harus korupsi dulu, nggak lucu khan? Tetapi juga perlu diingat, jangan pernah berfikir dan bertindak, semua yang kita lakukan hanya untuk diri sendiri, nggak peduli orang lain, itu juga salah. Keseimbangan sebagai makhluk individu dan sosial harus tetap terjaga.

Maukah menjadi lilin??

Yah, menjadi lilin bukanlah pilihan yang menyenangkan. Tapi paling tidak, menjadi lilin adalah pilihan yang gagah, menerangi dan mencoba memberikan seberkas cahaya, meskipun cahaya itu akan menghancurkan dirinya sendiri. Tapi bukankah untuk itu lilin itu ada dan dengan begitu lilin itu berarti. Awal tujuan dari dibuatnya lilin itu adalah untuk menerangi kegelapan..
walau ketika dy menjalankan fungsinya harus merelakan bagian tubuhnya yang perlahan terkikis dan hancur tapi dy toh sedang menjalankan fungsinya, memberikan penerangan,,,
hmmm…
walaupun dy akhirnya hancur tapi dy telah berguna,, dy berfungsi dalam hidupnya, hidupnya ga sia2, selama hidupnya dy tetap bermakna dan selalu bermakna.. Dan mungkin itu kebahagiaan terbesar bagi lilin yang telah menerangi kehidupan walaupun membuat dirinya hancur..

Apalah artinya lilin kalau nantinya hanya akan disimpan dan tubuhnya hancur menjadi serpihan karna patah atau terinjak atau bahkan hancur dimakan zaman!!!

mungkin sekarang Qta baru bisa menjadi “Lilin” yang dapat menyinari org lain,tetapi kita juga harus mengorbankan diri kita sendiri.

Kemudian perlahan kita akan berubah menjadi “Bulan” yang dapat menyinari org lain karena mendapat cahaya dan sin…ar dari matahari.

Barulah pada akhirnya kita bisa menjadi “Matahari” yang dapat menyinari org lain dan juga menerangi dirinya sendiri..
Amin

about me^^

Posted: September 20, 2010 in tentang saya

I am…..

ambivert

Tipe karakter yang memiliki keseimbangan psikologi antara introvert danextrovert. tipe ambivert seperti karakter extrovert, suka bersosialisasidan berkumpul dengan banyak orang dan membicarakan banyak hal, disisilain mereka juga suka menyendiri dan menjauh dari lingk…ungan,seperti tipe introvert.Tipe ini umumnya dapat bergaul akrab dengan lebih dari satu lingkupsaja. Karena memiliki banyak lingkup akrab, golongan ambivert seringmenjadi renggang perlahan dengan lingkup akrabnya yang memiliki kadarintrovert. Sifatnya yang perasa kadang membuatnya jadi moody. Namunsifat easy going membuatnya jadi pribadi yang menyenangkan

korelis

Kolerik (Choleric) – Cairan empedu kuning(Choler) – Aktif – “Yang Kuat”.Mereka ini suka sekali mengatur orang, suka tunjuk-tunjuk atauperintah-perintah orang. Ia tak ingin ada penonton dalam aktivitasnya.Bahkan tamu pun bisa saja ia ‘suruh’ melalukan sesuatu untukny…a.Akibat sifatnya yang ‘bossy’ itu membuat banyak orang koleris tak punyabanyak teman. Orang-orang berusaha menghindar, menjauh agar tak jadi’korban’ karakternya yang suka ‘ngatur’ dan tak mau kalah itu. Orangkoleris senang dengan tantangan, suka petualangan. Mereka punya rasa,”hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya, tanpa saya berantakansemua”. Karena itu mereka sangat “goal oriented”, tegas, kuat, cepat dantangkas mengerjakan sesuatu. Baginya tak ada istilah tidak mungkin. Apayang akan ia lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan. Sebab iatak mudah menyerah, tak mudah pula mengalah. Kolerik memiliki kemauankeras dalam mencapai sesuatu. Ia adalah seorang yang aktif, praktis,cekatan, mandiri, dan sangat independen. Ia cenderung bersikap tegas danberpendirian keras dalam mengambil keputusan bagi dirinya sendiri danbagi orang lain. Ia adalah tipe orang yang sangat menyukai aktivitas. Iatidak perlu dirangsang oleh lingkungannya, tetapi justru ia yangmerangsang lingkungannya melalui ide-idenya yang tidak pernah berakhir,rancangan, sasaran, dan ambisinya. Ia bukan tipe orang yang mudahmenyerah terhadap tekanan dari orang lain. Bahkan tekanan tersebutjustru semakin mendorongnya untuk terus maju. Bagian yang paling sedikitberkembang dari seorang kolerik ialah emosinya. Ia tidak mudahbersimpati kepada orang lain. Ia bukan orang yang dengan mudahmengekspresikan perasaannya kepada orang lain. Ia cenderung tidak pekaterhadap kebutuhan orang lain. Ia cenderung bersifat dominan danmemiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

(by Josephhttp://cybersurferzone.blogspot.com/)

Petualang

Energik, penuh vitalitas, aktif dan optimis. Orang-orang bertipe iniingin memberi sumbangsih bagi dunia. Mereka menyembunyikan emosi-emosiyang tidak menyenangkan, termasuk rasa takut.

Keunggulan : menyenangkan, spontan, imajinatif, produktif, antusias,gesit, yakin…,memesona, dan selalu ingin tahu.Kejelekan : narsistik, impulsif, tidak fokus, memberontak, tidakdisiplin, posesif, maniak, merusak-diri, dan berubah-ubah.

Cara bergaul dengan saya : Berikan saya persahabatan, kasih sayang dankebebasan. Bekerjasamalah dengan saya untuk merangsang obrolan dan candatawa. Hargailah visi hebat saya dan dengarkan cerita saya. Janganberusaha mengubah gaya saya. Terima saya apa adanya. Bertanggungjawablahatas dirimu sendiri. Saya tidak suka orang yang mengikuti danbergantung pada orang lain. Jangan katakan apa yang harus saya lakukan.

Psycho Test – Solutif

Selamat, Anda termasuk orang yang berpikir cepat dan dapat segeramenyelesaikan masalah/Menyikapi sesuatu. Sebaiknya karakter dan bakatAnda ini segera Anda kembangkan.

Lahir di bulan MARET

MARET

* Berkepribadian yang menarik dan menawan.

* Sangat pemalu dan pemendam rasa.

* Suka berahasia.

* Sangat baik, jujur, pemurah dan mudah simpati.

* Suka pada kedamaian.

* Sangat peka kepada orang lain.

* Tidak mudah marah(ini salah dah kayaknya, haha) dan sangat baik hati.

* Tahu membalas dan mengenang budi orang.

* Pemerhatian dan menilai orang lain

* Kecenderungan untuk mendendam

* Suka berangan-angan.

* Suka melancong.

* Sangat manja dan suka diberi perhatian yang sangat tinggi.

* Suka dengan hiasan rumah tangga.

* Punya bakat seni dalam bidang musik.

* Senang kepada benda yang istimewa dan bagus.

* Terlalu moody.

One Word

Posted: September 20, 2010 in Cerita

I shouldn’t have done that”

Eun Rim kembali menghapus kalimat yang baru diketiknya. Ia berpikir keras,mencari kata-kata yang tidak begitu mencerminkan seberapa frustasi dirinya. Ia meneguk kembali isi gelasnya. Tersadar bahwa dirinya mulai menyukai mochacinno, ia menghela napas panjang. Berbagai macam hal berkecambuk di pikirannya. Kesal,marah,sedih,frustasi…Ponselnya bergetar halus, sebuah reminder.

Lee Hyun Woo’s birthday is today. Send him a message or call him.

Eun Rim kembali menghela napas panjang. Separuh dirinya ingin segera mengirimkan pesan singkat yang telah dibuatnya beberapa hari lalu ke ponsel Hyun Woo. Separuh dirinnya yang lain mencegahnya mengirimkan pesan itu. Eun Rim akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat tersebut. Dengan ragu,ia memencet tombol send di ponselnya. Ia menunggu si penerima pesan membalas pesannya. Sepuluh menit ditunggunya,tetap tak ada balasan. Menyerah,ia menyingkirkan ponselnya dari pandangannya. Ia kembali hendak menuliskan sesuatu dikomputernya. Pandangannya menerawang,pikirannya melayang entah kemana.

I should have pretended not to know”

Eun Rim tersadar dari lamunannya karena ponselnya kembali bergetar. Sebuah sms masuk. Eun Rim memelototi layar ponselnya begitu melihat siapa yang mengirimkan pesan tersebut. Seolah tak percaya, ia menutup pesan tersebut kemudian membukannya kembali. Pengirim pesan tersebut masih sama: Lee Hyun Woo. Ia kemudian membaca pesan tersebut. Raut mukanya langsung berubah lesu begitu membaca pesan tersebut. Berkali-kali dibacanya pesan tersebut,seolah berharap dengan membacanya berkali-kali isi pesan itu akan berubah. Ia hendak menelpon orang yang mengiriminya pesan tersebut tetapi ia tidak memiliki keberanian yang cukup. Menyerah, ia membaca pesan itu sekali lagi:

Terimakasih,Eun Rim-a. Hehehe. Ah iya,maaf aku tidak jadi pulang ke Seoul natal ini, aku ada proyek dengan temanku. Mian.

Eun Rim melihat isi gelasnya,sudah hampir kosong. Ia berjalan menuju ke dapur hendak mengisi gelasnya lagi,tetapi kemudian ia menghentikan langkahnya. Tidak, aku tidak akan minum mochacinno lagi seumur hidupku, janjinya pada diri sendiri. Ia kembali ke kamarnya,kembali duduk di depan komputer. Saat ia hendak menulis lagi, matanya tak sengaja tertuju pada foto yang dipajang disamping meja komputernya. Dadanya kembali sakit. Tak tahan lagi, ia akhirnya menangis.

like I didn’t see it, like I couldn’t see it,I shouldn’t have looked at you in the first place”

Eun Rim mencoba menghentikan tangisannya. Bodoh. Aku memang sungguh bodoh, batinnya pada diri sendiri. Sekuat tenaga ia mencoba menghentikan tangisnya,tetapi sia-sia. Kesal karena matanya tak menuruti keinginannya, ia menggigit bibirnya sekeras mungkin,berharap rasa sakit itu akan menghentikan aliran air matanya.

Masokis

Kata itu tiba-tiba muncul di benaknya. Haha,benar, aku memang sudah menjadi masokis. Salah siapa? Ujarnya dalam hati,entah menyalahkan siapa. Digigitnya kembali bibirnya, seolah ingin mengolok-olok suara yang mengatainya masokis. Dirasakannya darah segar mulai mengalir dari bibirnya. Perih mulai menjalari wajahnya, tetapi Eun Rim tidak menghentikan gigitannya. Tidak,ini tidak cukup. Akan lebih baik jika aku bisa

menyakiti diriku lebih jauh lagi. Ya,masokis..

I should have run away”

Rasa sakit itu kembali menyerangnya. Tetapi bukan dari bibirnya. Tidak,tidak, kau tidak boleh menyentuhnya lagi. Tidak,tidak boleh, sekuat tenaga Eun Rim menyangkal rasa perih di dadanya. Ia menekan dadanya, seolah dengan menekannya, rasa sakit itu akan hilang. Diliriknya kembali foto disamping meja komputernya.

I should have pretended I wasn’t listening”

Eun Rim kembali mengutuki dirinya. Bodoh,mengapa aku masih menyimpan foto itu?Sungguh bodoh. Hey, Lee Hyun Woo, kenapa kau tidak juga pergi dari pikiranku? Kalau berniat pergi, bawa semuanya! Jangan menyiksaku seperti ini, kau membuatku muak! umpatnya. Eun Rim diam sejenak, seperti menunggu umpatannya dibalas. Seperti orang bodoh..sesalnya.

like I didn’t hear it, like I couldn’t hear it,I shouldn’t have heard your love in the first place”

Entah pada siapa Eun Rim kini mengumpat. Ia membenci Hyun Woo. Ia juga membenci dirinya sendiri. Bagaimana aku bisa meninggalkan kebahagiaanku hanya untuk si bodoh ini?Pada akhirnya ternyata dia meninggalkanku..Eun Rim kembali menyadari air matanya kembali mengalir. Benci, ia sungguh benci pada dirinya sendiri. Ia membenci dirinya yang sungguh cengeng menyangkut Hyun Woo. Ia membenci dirinya yang rela putus dengan pacarnya karena ia menyadari bahwa dirinya menyukai Hyun Woo. Hah,mengapa diriku sungguh bodoh? Padahal belum tentu ia juga menyukaiku, sungguh keputusan yang tolol.

Without a word, you made me know what love is”

Eun Rim hendak menyeruput isi gelasnya. Menyadari ia tadi tidak jadi mengisi gelasnya kembali, ia merasa muak dengan hidupnya. Dilemparnya gelas yang tadi dipakainya. Sesaat ia merasa lega telah menghancurkan gelas tersebut, tapi kemudian ia menyesali perbuatannya. Ia memandangi gelas tersebut, seperti berharap gelas itu akan kembali menyatu dengan dipandangi seperti itu.

Ia merasa menjadi sangat bodoh. Satu-satunya hal yang ia miliki bersama Hyun Woo hanyalah gelas tersebut. Gelas yang diberikan Hyun Woo saat valentine untuknya. Gelas yang sama dengan yang dimiliki Hyun Woo. Eun Rim merasa kepalanya seperti akan pecah. Ia merasa bebannya terlalu berat, beban pikirannya terasa sangat berat. Ia merasa kepalanya tak sanggup lagi menahan beban tersebut.

Made me fill myself with your every breath, then you ran away”

Eun Rim meraih diary yang berada dibalik meja komputernya. Entah sejak kapan ia jadi menyembunyikan diarynya di tempat itu. Mungkin sejak Hyun Woo mengatakan bahwa balik meja komputer merupakan tempat teraman, atau mungkin sejak Eun Rim menemukan foto dirinya dibaik meja komputer Hyun Woo. Mengingat hal tersebut, Eun Rim tersenyum sendiri. Sungguh kebiasaan aneh, kebiasaan bodoh, ujarnya kembali pada diri sendiri.

Eun Rim membolak-balik halaman diarynya. Hyun Woo, Lee Hyun Woo, nama itu berulang kali tertulis di diarynya. Beberapa ditulis menggunakan tinta merah muda, beberapa ditulis dengan tulisan tebal, beberapa digaris bawah dan yang lainnya tertulis dengan huruf kapital. Eun Rim kembali tersenyum pada dirinya sendiri. Betapa terobsesinya diriku padanya dulu, pikirnya. Kemudian ia menemukan foto itu. Tertempel di suatu halaman, lengkap dengan tiket bioskop yang tersusun rapi. Ya, foto di hari kelulusan SMA mereka. Terlihat Hyun Woo dan Eun Rim berfoto berdua. Keduanya tersenyum sangat manis di foto itu. Mata Eun Rim tampak sembab disana.

Without a word, love leaves me”

Eun Rim memandangi foto itu cukup lama. Ditelusurinya foto itu dengan jarinya. Ia tersenyum simpul. Tanpa sadar air matanya kembali mengalir. Hah, kau hanya bisa menangis, Kang Eun Rim. Apa gunanya kau menangis sekarang, hah? Eun Rim tidak bisa menjawab pertanyaan yang muncul dari dirinya itu. Ia hanya bisa terus menangis. Pandangannya mulai menjadi kabur, dadanya kembali terasa sesak. Kali ini ia tidak menolak rasa sakit itu. Ya, ia membiarkan rasa sakit itu menjalari seluruh tubuhnya, membiarkan rasa sakit itu menguasainya. Ia sudah terlalu lelah untuk menyangkal rasa sakit itu, lelah menahan rasa sakit itu.

Without a word, love abandons me”

Eun Rim menyeka air mata yang mulai menutupi pandangannya. Ia ingin tetap memandang foto itu, ia tidak ingin pandangannya kabur. Eun Rim terus memandangi foto tersebut. Ia masih menelusuri foto itu dengan jarinya. Kang Eun Rim, kau memang pengecut! Apa gunanya menangis sekarang hah? Umpatan-umpatan itu terus muncul di pikiran Eun Rim. Eun Rim masih tetap pasrah dengan umpatan-umpatan itu. Ia membiarkan sakit di dadanya dan umpatan-umpatan yang terus mencelanya. Eun Rim hanya terseyum lemah, masih tetap menangis.

Masokis

Kata itu kembali muncul di pikirannya. Ya,kau ini masokis. Untuk apa kau menangis? Menangis tidak akan mengobati rasa sakitmu, hanya rasa sakit yang lainnya lah yang bisa mengobati sakitmu. Kalimat itu mengejutkan dirinya. Ya, ia mengakui bahwa dirinya dalah masokis. Ia merasakan bahwa bibirnya masih berdarah. Ya, masokis..

Why does it hurt so much?Why does it hurt continuously?”

Eun Rim kembali memikirkan kata itu. Masokis. Eun Rim mengingat betapa ia sangat menikmati menjadi masokis. Itu memberikan kepuasan tersendiri baginya. Kemudian ia menoleh ke pecahan gelas dibawahnya. Perlahan , ia menekankan kakinya ke pecahan gelas itu. Rasa perih kembali menjalarinya, tetapi kali ini ia merasa senang. Dipandanginya carian merah yang mulai muncul dari balik kakinya. Merasa kurang puas, ia menekankan kakinya yang satu lagi ke pecahan gelas tersebut. Cairan merah kembali keluar dari balik kakinya. Walaupun terasa sangat perih, ia merasa sangat puas dengan rasa sakit itu. Ia tersenyum, lemah.

Except for the fact that I can’t see you anymore, and that you’re not here anymore otherwise, it’ll be just the same like before

Eun Rim merasakan dirinya melemah. Kepalanya terasa sangat berat. Ia merasa sangat pusing. Air matanya masih tetap mengalir. Eun Rim bersandar pada kursinya. Perlahan, ia menutup matanya, merasakan sakit yang menjalari tubuhnya. Tangannya mulai terkulai, ia tidak memiliki kekuatan lagi untuk menopang tangannya. Sakit kepalanya terasa semakin menjadi-jadi. Ia terduduk lemas, bersandar pada kursi menanti ajalnya.

Saranghae, Hyun Woo-a..”

Without a word, tears starts falling down

Without a word, my heart is broken

Without a word, I waited for love

Without a word, love hurts me

Sebuah Epilog

Lee Hyun Woo,

Entah berapa banyak kata maaf yang ingin aku katakan padamu. Aku..aku tahu kalau ini semua memusingkanmu, aku minta maaf. Maaf, aku sungguh meminta maaf padamu. Tak ada kata lain yang sanggup aku katakan padamu, hanya maaf yang terpikir olehku. Maaf kalau aku menjadikanmu sebagai alasan bagiku untuk meninggalkan dunia ini, maaf aku membuatmu terlihat seperti orang jahat. Maafkan aku, aku sungguh minta maaf. Kau pasti muak dengan kata maaf dariku, begitupun aku. Aku muak dengan diriku sendiri, aku muak dengan perasaanku. Aku..pada akhirnya aku hanya bisa berkata maaf. Maafkan aku telah menyalah artikan semua yang kau lakukan untukku. Maafkan aku, Lee Hyun Woo, maafkan aku. Saranghae.

Kang Eun Rim

masokis

Posted: September 20, 2010 in puisi2ku

dan aku adalah sang masokis
terlebih jika cinta menghampiri
hatiku akan kuiris tipis-tipis
belenggu rindu kubuat simpul mati,
kulilitkan pada leherku sendiri
bom waktu kuuntai menjadi gelang kaki
sementara tanganku menggenggam mawar berduri
dan aku menyukai semua penderitaan ini…

dan ketika kau katakan engkau ingin bahagia,
entah mengapa aku sungguh ingin tertawa
karena aku tahu pasti,
hanya aku yang bisa mencintaimu setengah mati

tak mengapa, tak mengapa kau bersama dia
karena nanti kau akan disakiti lagi
lalu kau pasti kembali untuk menangis bersama
pundakku adalah surga duniamu…

aku, adalah masokis narsis yang mencintaimu tanpa cela

ketika cinta telah merantaimu erat,
di pojokan gelap hatimu kamu berteriak
menggema di setiap dinding asamu
memanggil namanya dalam setiap detik hidupmu

dan kamu merasakan pedihnya rindu
menyayat nadi jiwamu.

dan kamu hanya memandang tetesan kasihmu
pelan mengalir di dalam bayanganmu…

… menunggu datangnya secercah sinar cinta dirinya.

kapankah kau akan sadar, oh masokis cinta?

apalah pedih itu
ketika darah mengalir dari nadi yang tersayat
bila dibandingkan dengan rindu yang dahsyat

apalah sakit itu
ketika tenggorokan terbakar oleh amoniak
bila dibandingkan dengan cemburu yang menggelegak

sadarkah kamu, hai cinta
aku bersedia mati dalam rengkuhmu
jika kau bersedia memberi jantungmu padaku…

Mencintaimu dengan sederhana

Posted: September 20, 2010 in puisi2ku

Sepertinya aku mencintaimu dengan sederhana…
Ya sederhana… Bahkan sangat sederhana…
Tak perlu ada kata cinta…
Tak perlu ada kata sayang…
Tak perlu ada perhatian…
Bahkan tak perlu ada pengorbanan…

Aku suka tertawa dan becanda denganmu..
Aku suka berbincang denganmu..
Aku suka belajar denganmu..
Aku suka melewatkan waktu bersamamu…
Walau tak ada sepatah katapun di antara kita..
Dan saat itu, waktu serasa cepat sekali berputar..
Aku tak mau itu cepat berlalu…

Aku suka melihatmu, memandangmu, dan mengagumimu…
Walau hanya dari balik kaca…
Aku suka senyummu…
Walau senyum itu tak harus untukku..

Aku suka kau sering menari-nari di kepalaku…
Tarian dan bayangmu begitu indah…
Aku suka kata2mu yang sering kali menggelitik hatiku..
Membuatku tersenyum, bahkan membuatku kecewa..
Namun, aku tak peduli…
Aku suka…
Yaa… aku suka kamu…
Dan……
Aku pun tak peduli, kau tak pedulikan aku..
Karena aku juga gag minta kau pedulikan…
Aku tak peduli kau tak perhatiin aku..
Karena aku juga tak perhatian dan tak minta diperhatikan..
Aku juga tak peduli kau tak memandangku…
Karena aku juga tak minta kau pandang…
Aku bahkan tak peduli apa katamu terhadapku…
Karena aku juga tak minta pendapatmu tentang aku..
Aku tak peduli perasaanmu terhadapku..
Karena aku tak mau tau dan juga tak minta dicintaimu..
Aku bahkan tak mau kau tau perasaanku…
Karena aku tak mau memilikii maupun dimilki..

Jangan paksa aku mencintaimu lebih dari ini..
Karena sekarang,, aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana..
Sesederhana sikapku kepadamu..
Dalam kecuekanku…
Dalam senyumku..
Dalam diamku…
Dalam pandangan mataku…
Dan dalam hatiku…

Mencintaimu dengan sederhana…
Sesederhana aku apa adanya…
Dan sesederhana kamu apa adanya…
Biarkan semua mengalir apa adanya dengan sederhana…

Seperti kata Sapadi Djoko Damono..
“aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu pada api yang menjadikannya abu..
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,,
Seperti isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”